Sebagai Negara Maritim, mengapa Indonesia disebut krisis ikan?

Tentu kita tahu fakta bahwa 96.079,15km2 luas wilayah indonesia adalah lautan, hal ini menjadikan Indonesia harusnya kaya akan hasil laut, berupa tangkapan Ikan. Fakta yang mengejutkannya adalah dari 96 ribu kilometer tersebut, tangkapan ikan Indonesia mengalami penurunan setiap tahun akibat kurang memadainya SDM dibidang kemaritiman, ditambah adanya ilegal fishing yang dilakukan oleh nelayan dari negara tetangga.

Nelayan tradisional Indonesia hingga saat ini masih menggunakan cara lama untuk menjaring ikan, salah satunya adalah pukat harimau. Sayangnya, jenis pukat ini sudah mulai dilarang oleh menteri kelautan dan kemaritiman, Susi Pudjiastuti, artikelnya bisa dibaca disini.

Baca : Pelatihan Manajemen SDM

Menurut data yang dihimpun, SDM Indonesia dibidang maritim pun masih di bawah Singapura, Brunei, Thailand, Filipina. Dari seluruh negara ASEAN, kita menduduki posisi nomor lima.

Manajemen Sumber Daya Manusia pada sektor maritim, nantinya akan membantu memberikan teknologi dan Inovasi tentang bagaimana melakukan penangkapan ikan yang tidak merusak lingkungan hidup, selain itu juga untuk membantu mengembangkan sektor maritim pada taraf yang lebih baik. Pengembangan maritim bukan sekadar sarana dan prasarana seperti pelabuhan. Sebaliknya, pembangunan SDM justru lebih mendasar jika ingin Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Melalui perencanaan pelatihan sumber daya manusia yang matang, efektifitas kerja dibidang maritim juga dapat lebih ditingkatkan apabila sumber daya manusia yang ada telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Standard Operating Prosedure (SOP) sebagai pedoman kerja yang telah dimiliki yang meliputi: suasana kerja kondusif, perangkat kerja sesuai dengan tugas masing-masing sumber daya manusia telah tersedia, adanya jaminan keselamatan kerja, semua sistem telah berjalan dengan baik, dapat diterapkan secara baik fungsi organisasi serta penempatan sumber daya manusia telah dihitung berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Sementara Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya manusia. Dengan mengikutsertakan karyawan dalam berbgai pendidikan dan pelatihan, akan mendorong karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Melalui pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang diikuti dengan peningkatan disiplin kerja yang akan menghasilkan sesuatu secara lebih professional dalam menangani pekerjaan yang berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan.